Kamis, 21 Februari 2008

Hari Keempat Uji Coba Moda Transportasi Baru Kota Jogja

Perempatan Kentungan pukul 10.00

Sebuah bus transJogja melaju dari arah selatan menyeberang ring road utara berbelok menuju arah timur. Belum sepenuhnya badan bus sejajar dengan jalan, bus transJogja berhenti. Ternyata terpisah sebuah mobil di depannya ada sebuah bus kota yang berhenti karena hendak menaikan penumpang. Padahal saat itu lampu bagian barat menyala hijau. Arus kendaraan dari barat segera meluncur ke arah timur. Hasilnya, untuk selama sekitar sepuluh detik, arus lalu lintas sempat macet. Beberapa pengemudi menambah keruwetan dengan membunyikan klakson kendaraannya.

Beberapa kali bus transJogja mengalami hal serupa. Tidak dapat melaju dengan mulus karena ada kendaraan lain yang berada di jalurnya. Entah itu mobil pribadi yang sedang parker ataupun bus kota “lama” yang sedang “ngetem” atau menunggu penumpang. Akibatnya, jadwal perjalanan cenderung mengalami masalah. Minimal keterlambatan kedatangan.

Nah, masalah lain adalah sulitnya memasuki bus karena ada selisih jarak yang cukup besar antar pintu bus dan pintu halte. Masih banyak pengemudi yang belum terbiasa untuk mengepaskan posisi pintu masuk bus dengan pintu halte. Banyak pengguna yang mengeluh karena ada jarak yang cukup menyulitkan untuk memasuki bus. Terkadang jarak antara pintu halte dan pintu bus bisa mencapai lima puluh centimeter. Jarak ini cukup menyulitkan anak-anak ataupun manula. Untunglah ada pramugari dan pramugara yang selalu siap membantu calon penumpang.

Ada dua faktor yang menyebabkan adanya selisih jarak ini. Pertama, dari faktor manusia. Pengemudi bus transJogja belum terbiasa untuk memarkir bus agar pas dengan halte. Ujicoba kendaraan sangat minim, apalagi unicoba calon pengemudi. Hasilnya, pengemudi bus belum terbiasa dengan kondisi halte. Kedua, faktor teknis. Perletakan halte yang tidak steril di kanan kirinya, menyebabkan pegemudi kesulitan untuk mengepas bus. Adanya halangan berupa pohon, mobil yang diparkir, ataupun lapak pedagang kaki lima, menghalangi laju gerak bus.

Bagaimana untuk mengatasinya? Area sekitar halte harus steril. dalam jarak minimal lima belas meter kanan dan kiri halte harus bersih dari gangguan. Tidak boleh ada kendaraan yang diparkir, tidak boleh ada lapak PKL yang sekiranya mengganggu jalur bus, dan pohon yang menghalangi pandangan.

Tidak ada komentar: